Sabtu, 06 Agustus 2016

Life is About Taking Choice

Entah kenapa pagi ini berasa bersedih hati. Sebagian mungkin karena apa yang telah kulalui seminggu ini dan sebagain lagi dipicu oleh hormonal pre-menstruasi.

Ya, sudah seminggu aku memutuskan komunikasi (setelah sebelumnya memutuskan hubungan) dengan seorang pria yang 17 bulan terakhir mengisi hari-hariku.
Kali ini entah mengapa aku bersungguh-sungguh ingin melepaskan diri. Karena sebelumnya aku berusaha melepaskan dia. Apa bedanya?? Hmmm,, bagaimana menjelaskannya yah...

Ketika sebelumnya aku masih terikat secara (sangat) emosional, sehingga ketika ingin memutuskan hubungan maka aku akan berpikir "bagaimana nanti dengan dia?". Sekarang, aku berusaha membiarkan segala sesuatunya berjalan tanpa dia, sehingga aku terbiasa. Dan waktu itu kupakai untuk berpikir dan menelaah untuk membuat pilihan. Pilihan hidup yang sungguh sangat penting.

Sehingga aku sampai kepada kesimpulan: Menikah bukan soal umur ataupun waktu. Hal yang terutama adalah soal "dengan siapa kita menikah".

Sekarang aku harus memikirkan diriku sendiri. Apakah dia yang kumau untuk bersamaku dihari-hari ke depan? Setelah aku mengenalnya 17 bulan, dan aku tidak memiliki kemajuan apapun. Hal rohani tidak, hal cita-cita tidak.

Pernahkah kamu ingin menolong seseorang yang (sudah) hampir tenggelam? Seperti itulah aku saat menerima hubungan kami. Aku menggunakan pikiranku bahwa cinta dan kasih sayang kami akan menumbuhkan hal positif dan mengubahkan menjadi kebaikan.
Tapi ternyata aku tidak cukup baik untuk membawa kebaikan baginya. Aku gagal membawa "kasih yang mengubahkan" untuknya.

Dan sekarang aku berpikir untuk menyelamatkan diriku. Aku takut ikut terbawa arus, dan kami berdua tenggelam. Tidak, aku tidak bisa meneruskan hubungan kami.

Ketika aku merasakan hati yang patah pagi ini, dengan hati yang sangat malu aku membuka Firman Tuhan. Ya, benar. Aku sangat malu karena menjauhkan diri dari-Nya. Dosaku menghalangi untuk aku melihat kasih setia-Nya.

Mazmur 25: Doa mohon ampun dan perlindungan
1 Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku. 
4 Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku.
5 Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku
7 Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN
16 Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab aku sebatang kara dan tertindas.25:17 Lapangkanlah hatiku yang sesak dan keluarkanlah aku dari kesulitanku! 

Maafkan aku Tuhan jika selama ini aku salah dalam memutuskan mengisi waktu-waktuku. Aku mau melihat ke belakang dan mengingat akan kasih setia-Mu yang tidak pernah lepas bagiku dan keluargaku. Bagaimana mungkin aku mengabaikan hidupku dengan memilih sembarang teman hidup, sedangkan Engkau memandang berharga hidupku ini?

Sebagaimana Tuhan pernah menguatkanku di hari lalu, aku percaya kali ini pun Tuhan akan menolong dan menopangku asalkan aku berserah hati pada-Nya.
Semua akan berlalu dan menjadi masa lalu. Tapi di masa depan aku ingin menoleh ke belakang dan berkata: "Sungguh Tuhan baik, teramat baik karena telah menyertaiku memilih langkah hidupku sekarang".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar