Sabtu, 13 Agustus 2016

Malam Minggu Kelabu (lagi) dengan/tanpa Kamu

Dia menuliskan ini di hangout message malam ini:

"
Dear Selani, 2 Minggu sudah kau pergi dariku, aku berharap dengan kondisi kita sekarang kamu baik baik saja. Dan 2 Minggu sudah dengan pekerjaanku dan kondisi kita yang sekarang, aku masih mencoba untuk baik baik saja. Seminggu ini aku masuk malam dan aku banyak merenung. Adalah kesalahan besar bagiku untuk memendam semua keluahan dalam keseharianku dan pekerjaanku dan tidak pernah share keseluruhan kepadamu yang menyebabkan komunikasi kita terganggu hingga merusak kedekatan kita bahkan menghilangkan kepercayaannya. Adalah kesalahan besarku yang berpura pura bahwa kehidupanku disini berjalan normal normal saja agar aku kelihatan sebagai pria yang tangguh baik dalam keseharian dan pekerjaanku. Adalah kesalahan terbesarku ketika komunikasi kita buruk dan aku meresponmu dengan marah marah bahkan acuh, sedikit pembelaan diriku hanya melampiaskan kemarahan pada orang yang tepat dengan cara yang tepat dan waktu yang tepat itu sangat sulit. Aku minta maaf atas segala keangkuhan dan keegoisanku. Kini semua berubah diantara kita, kamu tidak menginginkanku lagi di sampingmu, aku berharap itu adalah keputusan yang tepat bagimu dan itu bisa membuatmu bahagia. Namun jika kebahagiaan adalah sesuatu yang harus diperjuangkan, diperbaiki dan harus dipertahankan maka seberat apapun itu aku datang lagi meminta padamu. Orang banyak berkata "jangan memilih orang yang dengan bersama dia kamu bisa hidup, pilihlah orang yang tanpanya kamu tidak bisa hidup. Aku percaya kita selama ini saling mencintai dan aku percaya rasa itu tidak akan hilang begitu saja. Aku berharap tiga tangkai mawar plastik masih kamu pajang di kamarmu, dan aku masih menyimpan cintamu di hatiku. Selani, jika memang cinta di hatimu untukku benar benar hilang doaku bersamamu, namun jika cinta itu hanya sedang layu karena keangkuhan dan keegoisanku, jangan kamu siksa dirimu. Selani bersamamulah kebahagiaanku, kembalilah padaku, aku akan memperbaiki dirinya dan sikapku. Tidak ada kekuatanku memaksakannya, tapi karena kebahagiaanku harus diperjuangkan maka aku berharap cintamu. I love you. Merindukanmu, Alamsa "

Dan aku sama sekali tidak tahu apa yang harus kukatakan. Aku tersiksa? Benar. Aku sedih? sangat.
Tapi aku terlalu takut melangkah bersamanya. Kami tidak saling memahami. Ego kami sama-sama keras.
Aku takut kamu bukan orang yang tepat untukku, dan sebaliknya, aku bukan wanita yang tepat untukmu.
:'(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar